Wednesday, November 4, 2009

PAPAN GYPSUM : APAKAH MENGANDUNG ASBESTOS ?

Mari kita ulas terlebih dahulu tentang asbestos, apa sih, siapa sih, dan kenapa sih dianggap berbahaya?

Mengutip dari Standar Nasional Indonesia (SNI) nomer SNI 16-7059-2004 Pengukuran statis kadar serat asbes di udara tempat kerja

Penggunaan asbes dewasa ini mengalami pertumbuhan cukup pesat. Di Negara berkembang seperti Indonesia, asbes masih banyak digunakan di berbagai sektor antara lain untuk kebutuhan bangunan, pembuatan kampas rem, pipa-pipa dan sebagai bahan isolasi pada sumber panas seperti saluran buang emisi mesin genset.

Menurut komposisi kimianya asbes dapat digolongkan menjadi dua golongan besar yaitu serpentine dan amphibole.


Serpentine:
·         Chysotile (asbes putih) (OH)6 Mg6 SI4 O12 H2O

Amphibole:
·         Actinolit Ca (MgFe)3(SiO)4H2O
·         Amosite (asbes coklat), (Fe2Mg)SiO3 1,5 % H2O
·         Antrophylite (MgFe)7 Si6O3(OH)
·         Crosidolite (asbes biru) NaFe (SiO3)2 FeSiO3X H2O
·         Tremolite Ca2Mg5Si8O22(OH).


Dari semua jenis asbes, Chrysotile yang paling banyak digunakan dan diperkirakan lebih kurang 90% dari semua macam asbes. Pemakaian asbes dapat berefek negatif terhadap kesehatan bila serat asbes menyebar menjadi kontaminan di udara. Serat asbes dapat masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan dan tertingal di paru-paru. Hal ini dapat menyebabkan penyakit asbestosis, yaitu salah satu jenis golongan penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh penimbunan debu dalam paru.

Penimbunan tersebut akan menimbulkan penebalan dan luka gores pada paru-paru. Goresan-goresan pada paru-paru menurunkan kapasitas paru-paru dan bisa menimbulkan sesak napas dan kemungkinan diakhiri dengan mati lemas. Asbes juga bisa memicu kanker paru-paru, termasuk kanker batang tenggorokan. Itu sebabnya asbes dikenal sebagai pembunuh laten. Seseorang bisa terkena kanker 20-30 tahun kemudian setelah tercemari asbes.

Paragraf diatas akan membuat kita semakin takut terhadap asbestos. Sekarang kita kembali ke pokok permasalahannya, Apakah papan gipsum mengandung asbestos?
Batu gipsum sebagai bahan dasar dari papan gipsum mempunyai senyawa kimia CaSO42H20. Secara umum dapat dikatakan bahwa batu gipsum tidak termasuk dalam kategori asbestos seperti yang disebutkan diatas.

Bila kita berbicara tentang papan gipsum atau produk gipsum lainnya, maka hal tersebut tidak begitu saja dapat disamakan. Masing – masing produsen papan gipsum mempunyai formula yang berbeda dalam membuat produknya. Tidak hanya batu gipsum, untuk membuat papan gipsum tetap ada bahan – bahan tambahan (additive) pada formulasi produksinya. Masing – masing produsen mempunyai formula dan kebijakan yang berbeda – beda. Yang harus diwaspadai adalah ketika gipsum tersebut telah menjadi suatu produk (papan gipsum), maka kandungan kimia didalamnya tidak hanya CaSO42H20, tetapi juga ada unsur – unsur lainnya.

Bagaimanakah caranya agar kita dapat mengetahui apakah papan gipsum tersebut mengandung unsur asbestos atau tidak? Salah satu cara adalah dengan melakukan pengujian di laboratorium. SNI 16-7059-2004 telah memberikan cara untuk melakukan pengukuran statis kadar serat asbes di udara tempat kerja, cara lainnya adalah kita dapat menanyakan langsung kepada produsen terkait apakah produk papan gipsum yang diproduksi sudah diuji bebas kandungan asbestos atau belum.

6 comments:

  1. Mau meluruskan sedikit aja:

    Saat ini semua asbestos dari keluarga Amphibole dilarang digunakan oleh WHO (World Health Organizations, sebuah badan kesehatan dunia bentukan PBB.).

    Namun oleh WHO, keluarga Chrysotile (white Asbestos) tetap dapat dipergunakan untuk membuat berbagai keperluan barang industri yang berguna. Hal ini disebabkan karena serat alami ini tidak terbukti secara ilmiah dapat mengganggu kesehatan penggunanya.

    Konsumsi chrysotile terbesar saat ini dipakai untuk membuat produk2 fiber semen (85%), diantaranya yaitu: lembaran bergelombang untuk atap, Flat sheets atau Flat board untuk partisi, singles dan plank.
    Dan konsumsi lainnya digunakan untuk produk friksi (15%) seperti: gasket, kampas rem, insulator, dll.

    Namun sayang pada saat "geger" asbestos yang terjadi diawal tahun 70 an yang menimbulkan banyak kecemasan dan ketakutan atas bahaya asbestos, banyak industri yang memutuskan berhenti atau beberapa mengkonversi bahan baku mereka menjadi fiber lain yang juga gak kalah bahayanya dengan serat asbestos dari keluarga amphibole. Serat sintesis yang saat ini banyak dipakai antara lain: Fiber glass, PVA, Aramids, dll.

    Untuk diketahui Chrysotile fiber ini adalah serat alami yang diperoleh dari hasil tambang. Serat ini tercipta secara alamiah, bukan seperti serat sintesis yang diekstrasi dari bahan2 kimia lainnya.

    Demikian semoga bermanfaat.
    Debiyarto.

    ReplyDelete
  2. Pak Debiyarto,

    Terima kasih untuk tambahan dan pelurusan informasinya

    ReplyDelete
  3. kesasar di blog ini nih...

    selamat sore aja deh! ^_^

    hehehe...

    ReplyDelete
  4. Mudah-mudahan jadi kesasar yang bermanfaat Mas Adjie ^_^
    salam kenal

    ReplyDelete
  5. makasih Gyptalk bikin gue ngak Gaptek.... uui...!

    ReplyDelete
  6. we supply best quality gypsum and plaster of paris powder to all over the world in best price. if any party interested to buy our gypsum please visit our site for more details.

    Thanks
    yousaf
    www.gypsumplasterofparis.blogspot.com

    ReplyDelete